Cedera olahraga adalah cedera yang terjadi pada siapa saja baik anak kecil, orang dewasa bahkan atlet saat melakukan kegiatan olahraga. Keseleo atau terkilir adalah cedera olahraga yang paling sering terjadi. Pada umumnya cedera olahraga terjadi karena tidak melakukan pemanasan dengan benar, olahraga berlebihan dan faktor motorik lainnya. Orang yang jarang olahraga dan tidak melakukannya dengan teknik yang benar memiliki risiko terkena cedera olahraga. BACA JUGA Penanganan HNP dengan Teknik PELD Penyebab cedera olahraga dibagi dua, antara lain overuse injury dan traumatic injury. Overuse injury Cedera olahraga karena gerakan berulang terlalu seringcepat dan banyak. Traumatic injury Cedera olahraga yang terjadi akibat benturan atau gerak tubuh melebihi kemampuan. Jenis cedera olahraga Cedera olahraga bukan hanya keseleo atau terkilir saja, ada beberapa jenis-jenis cedera yang terjadi ketika berolahraga. Bahkan ada yang sampai membutuhkan tindakan pembedahan atau operasi dalam pengobatannya. Berikut ini jenis cedera olahraga yang paling sering terjadi, antara lain 1. Patah tulang Patah tulang terjadi ketika tulang menerima tekanan atau benturan dengan kekuatan lebih besar dari kekuatan tulang dan terjadinya tiba-tiba. Gara-gara patah tulang bentuk dan posisinya berubah. 2. Robekan tulang rawan Cedera tulang rawan dapat terjadi pada persendian seperti lutut dan bahu. Tulang rawan adalah peredam kejut yang tangguh namun fleksibel yang menutupi dan melindungi ujung beberapa tulang. 3. Gegar otak Gegar otak adalah cedera otak yang disebabkan oleh benturan atau pukulan di kepala. 4. Dislokasi Dislokasi terjadi ketika ujung tulang bergerak keluar dari posisi normalnya dalam sendi. 5. Tendonitis Tendonitis terjadi saat jaringan yang menghubungkan otot ke tulang tendon menjadi bengkak dan meradang. Penyebabnya gerakan berulang dari waktu ke waktu. 6. Terkilir atau keseleo Terkilir terjadi ketika ligamen yang menghubungkan tulang dan menstabilkan sendi merenggang terlalu banyak atau robek. Biasanya terjadi di pergelangan kaki, lutut, dan pergelangan tangan. 7. Strain Strain adalah peregangan, penarikan atau robekan yang terjadi pada otot atau tendon. 8. Cedera Hamstring Cedera Hamstring atau paha ketarik adalah cedera otot di bagian paha belakang. Ini jenis cedera yang sering terjadi pada atlet sepak bola dan basket. 9. Kram otot Kram otot terjadi saat Anda tidak melakukan pemanasan maksimal sebelum olahraga. Gejala yang muncul adalah rasa sakit namun waktunya singkat. 10. Cedera bahu Cedera di bahu biasanya terjadi pada atlet bisbol dan golf. Gejala yang muncul adalah rasa sakit dari bahu sampai pergelangan tangan. 11. Cedera lutut Cedera lutut terjadi dari otot yang terlalu meregang atau robek. Ada dua jenis cedera ini yakni jumper’s knee dan runner’s knee. Pengobatan cedera olahraga Cara mengatasi cedera olahraga yang tepat diawali dengan metode RICE Rest, Ice, Compression, and Elevation yang tujuannya untuk menghilangkan rasa sakit, mempercepat penyembuhan dan mengurangi pembengkakan. Rest Mengistirahatkan tubuh yang cedera Ice Kompres bagian tubuh yang cedera dengan es selama 20 menit, 4-8 kali Compressing Bagian yang cedera dibalut dan ditekan untuk menghindari pembengkakan. Elevation Meninggikan posisi bagian tubuh yang cedera agar aliran darah lancar kembali. Jika sudah melakukan metode pengobatan di atas namun kondisi masih belum membaik, atau memang luka sudah parah, maka Anda harus mendatangi dokter spesialis ortopedi konsultan cedera olahraga. Nantinya akan dilakukan beberapa tindakan medis seperti di bawah ini 1. Pemberian obat-obatan Anda akan diberikan obat anti inflamasi non steroid seperti aspirin dan ibuprofen dengan tujuan mengurangi rasa sakit dan meredakan bengkak. 2. Imobilisasi Teknik pengobatan dengan splint, sling dan gips dengan tujuan melindungi tubuh cedera dari gerakan dan mencegah kerusakan semakin parah. 3. Operasi Tindakan bedah terkadang menjadi pilihan untuk memperbaiki cedera seperti patah tulang, cedera ligamen, dan cedera tendon robek. 4. Terapi Pengobatan ini bisa berupa pijat, terapi arus listrik dan gelombang suara. 5. Rehabilitasi Setelah pengobatan dan tahap proliferasi atau tumbuhnya jaringan otot baru, tahap terakhir pemulihan cedera adalah rehabilitasi. Bagian yang cedera akan dilatih untuk digerakkan perlahan-lahan untuk mengembalikan fungsinya. Rehabilitasi jangan dilakukan terburu-buru sebelum sembuh total. Ini agar tidak menimbulkan cedera berulang. Penanganan cedera olahraga terbaik dengan dokter spesialis yang berpengalaman bisa Anda temukan di Eka Hospital. Terlebih rumah sakit ini memiliki pusat layanan ortopedi dan tulang belakang bernama Gatam Institute. Gatam Institute Gatam Institute adalah pusat ortopedi dan tulang belakang terpadu dengan Platform Revolusioner Robot Navigasi Pertama di Indonesia yang membantu meningkatkan keamanan pasien dalam menjalani operasi tulang belakang. Gatam Institute merupakan pusat layanan ortopedi di Eka Hospital yang juga selalu melakukan riset terkini terhadap ilmu pengetahuan kedokteran bidang ortopedi dan spine. Di Gatam Institute juga tersedia platform robot navigasi pertama di Indonesia dan satu-satunya di Asia Tenggara. Robot navigasi itu digunakan untuk kebutuhan operasi pasien skoliosis. Melalui Gatam Institute, Eka Hospital menjadi rumah sakit rujukan nasional hingga Asia Tenggara. Rumah sakit ini juga dipilih sebagai rumah sakit percontohan wisata kesehatan health tourism di Indonesia. Dipimpin Gatam, K Spine, Gatam Institute tak hanya menangani kasus tulang belakang saja tetapi juga memiliki tim dokter spesialis yang lengkap dari konsultan lutut panggul, cedera olahraga hingga ortopedi anak. Eka Hospital melalui Gatam Institute juga menjadi official partner klub sepak bola yakni Persija Jakarta. Dokter-dokter spesialis mengawal kesehatan seluruh pemain Persija. Para atlet menjalani re-Competition Medical Assessment PCMA sesuai dengan parameter dan standar yang ditentukan oleh Asian Football Confederation AFC yang dilakukan dokter terbaik di Eka Hospital. Peralatan canggih yang dimiliki Eka Hospital di Gatam Institute antara lain Pro Axis Table atau meja operasi dengan teknologi robotic, robot navigasi untuk operasi tulang belakang, O-arm dan C-arm 3D. Berikut ini deretan dokter terbaik Eka Hospital di Gatam Institute yang kompeten di bidangnya 1. Dr. dr. Luthfi Gatam, K Spine Dr. dr. Luthfi Gatam, K Spine merupakan Dokter Spesialis Bedah Ortopedi di Eka Hospital BSD. Beliau sudah memiliki pengalaman lebih dari 25 tahun sebagai dokter ortopedi Konsultan Tulang Belakang. Beliau juga menjabat sebagai chairman dari tim dokter ortopedi di Gatam Institute. Prestasi Dr. Luthfi Gatam dan tim di Gatam Institute sudah menangani lebih dari 1000 kasus operasi tulang belakang dalam kurun waktu 8 bulan terakhir. 100 kasus operasi tulang belakang baik skoliosis dan saraf kejepit HNP telah menggunakan instrumen robot navigasi dengan tingkat keberhasilan operasi 100 persen. Dr. dr. Luthfi Gatam, K Spine mendapatkan gelar Dokter Spesialis Ortopedi di Universitas Indonesia. Beliau kemudian menyelesaikan Program Studi Doktor Ilmu Epidemiologi dengan Tesis tentang Skoliosis di Universitas Indonesia. Beliau memiliki banyak pengalam berorganisasi hingga menjadi pembicara tentang masalah tulang belakang baik skala nasional maupun internasional. 2. dr. Rizki Gatam, K dr. Asrafi Rizki Gatam, K Spine salah satu dokter spesialis Orthopedi dan Traumatologi Konsultan Tulang Belakang di Eka Hospital BSD, Tangerang. Dia punya spesialisasi sebagai dokter ortopedi ahli spine. Keahlian beliau adalah menangani Hernia nukleus pulposus HNP atau saraf kejepit. dr. Asrafi Rizki Gatam, K Spine memiliki riwayat pendidikan sebagai alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Selain itu juga banyak mengikuti pelatihan dan simposium. 3. dr. Ricky Hutapea, K dr. Ricky Edwin Pandapotan Hutapea, K Hip and Knee adalah dokter Spesialis Ortopedi & Traumatologi, konsultan pinggul dan lutut Hip and Knee. Beliau memiliki keahlian menangani berbagai keluhan dan masalah cedera olahraga pada pasien salah satunya cedera ACL dan engkel pada atlet basket. Pengalamannya antara lain menangani pengapuran sendi, nyeri lutut dan penggantian sendi. Beliau juga dipercaya menangani atlet Persija. dr. Ricky Edwin Pandapotan Hutapea, K Hip and Knee merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia untuk mendapatkan gelar Kedokteran Umum hingga Spesialis Orthopedi dan Subspesialis Pinggul dan Lutut. Beliau selain rajin ikut seminar dan pelatihan, dia juga aktif mengajar di Universitas Indonesia RSCM Orthopaedic and Traumatology Department, Program Subspesialis SP2 Adult Reconstruction dan Fakultas Kedokteran YARSI, Program Kedokteran Umum. 4. dr. Erick Wonggokusuma, K dr. Erick Wonggokusuma, K Sport merupakan Dokter Spesialis Bedah Ortopedi. Beliau juga konsultan Sport Injury di Eka Hospital BSD. Beliau juga memiliki ketertarikan dalam penanganan general orthopaedic trauma, shoulder knee & elbow arthroscopy, dan shoulder knee & elbow reconstruction and arthroplasty. dr. Erick merupakan lulusan pendidikan Kedokteran Umum dan Spesialis Bedah Ortopedi di Universitas Indonesia. Beliau tergabung sebagai anggota organisasi Indonesian Orthopaedic Society for Sports Medicine and Arthroscopy IOSSMA dan International Society of Arthroscopy Knee Surgery and Orthopaedic Sport Medicine ISAKOS. Untuk berkonsultasi dengan dokter-dokter di atas dan dokter lain, Anda bisa kunjungi Eka Hospital yang tersebar di beberapa daerah seperti BSD City, Cibubur, Bekasi dan Pekanbaru. Jika Anda membutuhkan konsultasi terkait masalah kesehatan di Eka Hospital bisa buat janji melalui layanan WhatsApp Eka Hospital 0-8888-90-5555 atau buat janji konsultasi dengan dokter via booking dokter Eka Hospital.
PelanggaranHAM yang disebabkan oleh faktor eksternal meliputi: 1. Kesenjangan sosial dan ekonomi. Perbedaan tingkat sosial dan ekonomi antar masyarakat dapat memicu pelanggaran HAM. Sebagai contoh, orang yang memiliki jabatan tinggi berlaku sewenang-wenang dengan orang yang tidak memiliki jabatan.Sering terjadi karena trauma dan penggunaan sendi berlebihan ilustrasi cedera olahraga Shuraeva Olahraga baik untuk kesehatan. Namun, kadang kamu bisa melukai diri saat melakukannya. Kecelakaan, praktik latihan yang buruk, atau peralatan yang tidak memadai dapat menyebabkan cedera olahraga, begitu juga dengan kondisi yang tidak bugar serta tidak melakukan pemanasan atau peregangan yang besar cedera olahraga disebabkan oleh trauma atau penggunaan otot atau persendian yang berlebihan. Sebagian besar disebabkan oleh trauma ringan yang melibatkan otot, ligamen, tendon, atau tulang. Yuk, kenali hal-hal seputar cedera olahraga lebih lanjut!1. Siapa saja yang berisiko mengalami cedera olahraga?Menurut National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Diseases NIAMS, walaupun siapa pun dapat mengalami cedera olahraga, tetapi ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko cedera. Ini termasuk Tidak mempraktikkan teknik latihan dengan benar. Latihan terlalu berlebihan overtraining, baik terlalu sering atau terlalu lama. Mengubah intensitas aktivitas fisik terlalu cepat. Memainkan olahraga yang sama sepanjang tahun. Berlari atau melompat di permukaan yang keras. Mengenakan sepatu yang tidak memiliki dukungan yang cukup. Tidak memakai perlengkapan yang layak. Pernah mengalami cedera sebelumnya. Memiliki fitur anatomi tertentu yang spesifik untuk setiap sendi atau fleksibilitas yang buruk. Menggunakan obat-obatan tertentu, seperti fluoroquinolones, kelas antibiotik yang terkait dengan tendinitis dan ruptur tendon. Jenis cedera yang rentan bisa berbeda-beda untuk setiap orang, tergantung jenis aktivitas yang diikuti, usia, dan jenis JenisCedera olahraga secara luas dikategorikan menjadi dua jenis Cedera akut, yang terjadi secara tiba-tiba. Cedera kronis, yang biasanya terkait dengan penggunaan berlebihan dan berkembang secara bertahap seiring waktu. Dalam beberapa kasus, keausan akibat cedera berlebihan dapat menyebabkan cedera ini berfokus pada jenis cedera olahraga yang paling umum, yaitu yang memengaruhi sistem muskoskeletal. Sistem muskuloskeletal adalah jaringan otot, tendon, ligamen, tulang, dan jaringan lain yang memberikan stabilitas pada tubuh dan memungkinkan pada sistem muskuloskeletal yang umum pada atlet termasuk patah tulang, dislokasi, cedera pada sendi yang melibatkan robeknya ligamen dan kapsul sendi sprain, cedera otot atau tendon strain, tendinitis, atau Fraktur atau patah tulangFraktur adalah patah tulang yang terjadi baik dari cedera cepat yang terjadi satu kali fraktur akut, atau dari stres berulang fraktur stres. Fraktur lempeng epifisis atau lempeng pertumbuhan unik untuk anak-anak yang masih tumbuh. Fraktur akut Jatuh, kecelakaan mobil, atau pukulan dapat menyebabkan patah tulang, dan tingkat keparahannya tergantung pada kekuatan yang menyebabkan patah. Tulang mungkin retak, patah seluruhnya, atau pecah. Cedera yang menembus kulit hingga tulang fraktur terbuka sangat serius karena ada peningkatan risiko infeksi. Sebagian besar fraktur akut adalah keadaan darurat. Fraktur stres Fraktur stres sebagian besar terjadi pada tulang yang menahan beban pada ekstremitas bawah. Ini termasuk tulang paha, tibia dan fibula, serta tulang kaki. Fraktur ini umum dalam olahraga ketika ada dampak berulang, terutama olahraga lari atau lompat seperti senam, tenis, bola basket, atau trek dan lapangan. Berlari menciptakan kekuatan dua hingga tiga kali berat badan seseorang pada tungkai bawah. Fraktur lempeng epifisis Lempeng pertumbuhan atau lempeng epifisis adalah area tulang rawan di dekat ujung tulang panjang, dan memungkinkan tulang memanjang sampai anak mencapai tinggi penuh. Lempeng epifisis sangat rentan terhadap cedera sampai mereka diubah menjadi tulang, biasanya pada saat anak mencapai usia 20 tahun. Fraktur lempeng epifisis dapat disebabkan oleh peristiwa traumatis, seperti jatuh atau kecelakaan mobil, atau dari stres kronis dan berlebihan. 2. DislokasiKetika dua tulang yang bersatu untuk membentuk sendi menjadi terpisah, sendi tersebut digambarkan sebagai dislokasi. Olahraga kontak seperti sepak bola dan bola basket, serta olahraga berdampak tinggi dan olahraga yang melibatkan peregangan atau jatuh yang signifikan, menyebabkan sebagian besar kasus yang mengalami dislokasi biasanya butuh perawatan medis segera, tetapi kadang tulang bisa kembali ke tempatnya dengan adalah cedera yang menyakitkan dan paling sering terjadi pada bahu, siku, jari, tempurung lutut, dan femur-tibia atau SprainSprain adalah peregangan atau robekan ligamen, pita jaringan ikat yang menghubungkan ujung satu tulang dengan tulang lainnya. Keseleo disebabkan oleh trauma seperti jatuh atau pukulan yang membuat sendi keluar dari posisinya. Keseleo dapat berkisar dari derajat pertama ligamen yang diregangkan minimal hingga derajat ketiga robek total. Area tubuh yang paling rentan terhadap keseleo adalah pergelangan kaki, lutut, dan pergelangan StrainStrain adalah putaran, tarikan, atau robekan otot atau tendon, tali jaringan yang menghubungkan otot ke tulang. Atlet yang terlibat olahraga kontak dapat mengalami cedera ini, tetapi bisa juga terjadi karena mengulangi gerakan yang sama berulang kali misalnya dari tenis atau golf. Mirip sprain, strain bisa berkisar dari peregangan kecil hingga robekan otot atau tendon sebagian atau seluruhnya. Ini paling sering terjadi pada otot atau tendon di antara dua TendinitisTendinitis adalah peradangan pada tendon, pita fleksibel jaringan fibrosa yang menghubungkan otot ke tulang. Ini sering memengaruhi bahu, siku, pergelangan tangan, pinggul, lutut, atau pergelangan kaki. Tendinitis dapat disebabkan oleh cedera yang tiba-tiba, tetapi biasanya terjadi karena melakukan gerakan yang sama seperti tukang kayu, tukang kebun, musisi, dan atlet tertentu seperti pegolf dan pemain tenis memiliki risiko tendinitis yang lebih tinggi. Tendon menjadi kurang fleksibel seiring bertambahnya usia, sehingga kamu lebih mungkin terkena tendinitis seiring BursitisBursitis adalah peradangan bursa, kantung kecil berisi cairan yang bertindak sebagai bantalan antara tulang dan bagian bergerak lainnya, seperti otot, tendon, atau dapat disebabkan oleh peristiwa satu kali seperti pukulan atau jatuh. Ini juga bisa terjadi karena pengulangan gerakan yang sama berkali-kali, seperti melempar bola, atau dari tekanan yang berkepanjangan, seperti berlutut di permukaan yang keras atau bersandar pada siku. Biasanya ini memengaruhi bahu, siku, pinggul, atau olahraga yang umumSebagian besar cedera olahraga melibatkan satu atau lebih jenis cedera muskuloskeletal yang dijelaskan di atas. Sendi sangat rentan karena tubuh memberikan tuntutan yang signifikan pada mereka. Persendian harus memberikan stabilitas dan fleksibilitas, dan merupakan struktur kompleks yang mencakup beberapa bagian yang saling cedera umum yang dialami oleh atlet dan orang-orang yang memiliki pekerjaan atau hobi yang melibatkan gerakan berulang antara lain1. Cedera bahu Cedera rotator cuff Ini adalah cedera bahu yang paling umum. Rotator cuff adalah sekelompok empat otot dan tendon yang menstabilkan sendi bahu. Cedera rotator cuff terjadi ketika tendon atau bursa di dekat sendi meradang karena terlalu sering digunakan atau cedera mendadak. Ini biasa terjadi pada orang dengan pekerjaan yang melibatkan gerakan di atas kepala seperti pelukis atau atlet yang berulang kali meraih ke atas seperti pemain tenis dan perenang. Impingement Ini terjadi ketika bagian atas tulang belikat memberi tekanan pada jaringan lunak di bawahnya saat lengan diangkat. Tendinitis dan bursitis dapat berkembang, membatasi gerakan dan menyebabkan rasa sakit. Gerakan overhead berulang, seperti yang dilakukan oleh perenang, meningkatkan risiko impingement. Instabilitas Ketidakstabilan bahu terjadi ketika ujung bulat tulang lengan atas dipaksa keluar dari soketnya yang dangkal, baik sebagian atau seluruhnya. Setelah tendon, ligamen, dan otot bahu meregang atau robek, bahu menjadi "longgar" dan dislokasi dapat terjadi berulang kali. 2. Cedera siku Tennis elbow epikondilitis lateral Saat kamu main tenis atau olahraga raket lainnya, tendon di siku dapat mengalami robekan kecil dan meradang, menyebabkan rasa sakit di bagian luar siku. Pelukis, tukang ledeng, tukang kayu, dan orang yang berulang kali menggunakan lengan bawahnya juga berisiko lebih tinggi terkena tennis elbow. Golfer’s elbow epikondilitis medial Ini adalah bentuk tendinitis yang menyebabkan rasa sakit di bagian dalam siku. Nyeri dapat menyebar ke lengan bawah dan pergelangan tangan. Pegolf dan orang lain yang berulang kali menggunakan pergelangan tangan atau mengepalkan jari dapat mengembangkannya. Little league elbow Ini adalah cedera pelat pertumbuhan pada siku yang disebabkan oleh lemparan berulang pada remaja. Ini paling sering terjadi pada pelempar pitcher, tetapi setiap atlet muda yang melempar berulang kali bisa mengembangkannya. Rasa sakitnya ada di bagian dalam siku. 3. Cedera lutut Runner’s knee juga dikenal sebagai jumper’s knee atau sindrom nyeri patellofemoral Kondisi ini menyebabkan rasa sakit atau nyeri di dekat atau di bawah tempurung lutut patela di bagian depan lutut. Ini umum terjadi pada pelari, tetapi juga memengaruhi orang-orang yang aktif dengan cara lain, seperti pendaki atau pesepeda. Fraktur Fraktur dapat terjadi pada setiap tulang di sekitar lutut, tetapi tempurung lutut patela adalah yang paling umum, biasanya sebagai akibat dari suatu peristiwa seperti jatuh yang buruk atau benturan pada lutut. Dislokasi Benturan yang besar pada lutut dapat menyebabkan tempurung lutut terdorong keluar dari alur di tulang paha femur dan terdorong keluar dari posisi sejajar, sehingga menyebabkan tempurung lutut keluar dari posisinya. Ligamen robek Ketika lutut terlalu panjang atau terpuntir, ligamen di dalamnya bisa robek. Cedera ligamen krusiat anterior ACL sangat umum dialami atlet. Cedera ini sering terjadi ketika seseorang mengubah arah tiba-tiba atau mendarat dari lompatan. Robek meniskus Tulang rawan meniskus berfungsi sebagai peredam kejut pada lutut. Putaran atau poros yang canggung dapat menyebabkan robekan. Mereka biasanya robek ketika lutut mengalami keseleo atau robekan total pada ligamen lutut. Robekan tendon Cedera ini cenderung lebih sering terjadi pada orang paruh baya yang berolahraga yang melibatkan lari dan lompat. Ini sering terjadi karena pendaratan yang kuat dan terkadang dari lompatan yang canggung. 4. Cedera kaki Groin pull Gerakan cepat dari sisi ke sisi dapat meregangkan otot-otot paha bagian dalam selangkangan dan menyebabkan groin pull atau groin strain. Orang yang bermain olahraga seperti hoki, sepak bola, sepak bola, dan bisbol memiliki risiko tarikan pangkal paha yang lebih tinggi. Ketegangan hamstring Tiga otot berjalan di sepanjang bagian belakang paha dan membentuk hamstring. Aktivitas yang melibatkan banyak berlari, melompat, dan mulai dan berhenti tiba-tiba menempatkan kamu pada risiko cedera hamstring. Pemain bola basket, sepak bola, dan sepak bola biasanya mendapatkannya. Shin splint Shin splint mengacu pada rasa sakit yang disebabkan oleh peradangan otot, tendon, dan jaringan tulang di sepanjang bagian dalam tulang kering tibia, tulang besar di bagian depan kaki bagian bawah. Rasa sakit biasanya di sisi dalam kaki bagian bawah. Shin splint terutama sering dialami oleh pelari, terutama yang baru memulai program lari. 5. Cedera pergelangan kaki Sprain pergelangan kaki Ini dapat terjadi ketika kamu berguling, memutar, atau membelok pergelangan kaki dengan cara yang canggung, meregangkan atau merobek ligamen di sendi. Ini bisa terjadi saat kamu mendarat dengan canggung saat melompat atau berputar, saat berjalan di permukaan yang tidak rata, atau saat orang lain mendarat atau jatuh di kaki kamu. Orang-orang yang bermain olahraga yang banyak berputar, seperti voli, basket, badminton, atau sepak bola berisiko mengalami sprain pergelangan kaki. Tendinitis Achilles Cedera tendon Achilles terjadi akibat peregangan, robekan, atau iritasi pada tendon yang menghubungkan otot betis ke bagian belakang tumit. Achilles adalah tendon terbesar di tubuh dan kamu menggunakannya saat berjalan, berlari, menaiki tangga, melompat, dan berdiri di ujung jari kaki. Penderita tendinitis Achilles biasanya merasakan nyeri dan kaku pada bagian belakang tumit, terutama pada pagi hari. Tendinitis Achilles biasanya merupakan kondisi kronis yang disebabkan oleh penggunaan yang berlebihan, tetapi kasus yang serius dapat menyebabkan robekan yang mungkin memerlukan pembedahan. Baca Juga Cegat Benzema ke Qatar, Ini Fakta Cedera Rectus Femoris 3. Penyebabilustrasi cedera olahraga di pergelangan kaki Manuel Montejano LopezCedera olahraga punya banyak penyebab, meliputi Kecelakaan, seperti jatuh. Kebiasaan buruk dengan olahraga, seperti tidak melakukan pemanasan atau peregangan secara cukup. Kurangnya peralatan keselamatan, atau perlengkapan yang rusak atau tidak dipakai dengan benar. Sepatu yang tidak pas atau tidak memberikan dukungan yang memadai. Memulai program olahraga secara tiba-tiba atau peningkatan aktivitas fisik signifikan yang tidak biasa dilakukan oleh tubuh. 4. GejalaGejala cedera olahraga tergantung pada jenis cedera yang akut cedera meliputi Sakit parah tiba-tiba. Bengkak atau memar ekstrem. Tidak mampu menempatkan beban pada kaki, lutut, pergelangan kaki, atau telapak kaki. Tidak bisa menggerakkan sendi secara normal. Kelemahan dari anggota tubuh yang terluka. Tulang atau sendi yang terlihat tidak pada tempatnya. Gejala kronis karena cedera karena overuse meliputi Nyeri saat bermain atau berolahraga. Bengkak dan nyeri tumpul saat beristirahat. 5. Diagnosisilustrasi penanganan cedera olahraga diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik. Dokter akan mengajukan pertanyaan tentang apa yang terjadi dan gejala yang dialami. Dokter juga akan melihat area yang cedera, mungkin menguji bagaimana jenis cedera yang dialami dan seberapa parah, dokter juga dapat merekomendasikan tes pencitraan. Sinar-X, CT scan, atau MRI dapat membuat gambar struktur di dalam tubuh. Hasilnya akan membantu dokter memahami, mendiagnosis, dan mengobati cedera PenangananHindari "mengatasi" rasa sakit akibat cedera, terlepas dari apakah itu cedera akut atau cedera akibat penggunaan berlebihan. Bila kamu merasa sakit karena gerakan atau aktivitas tertentu, segera berhenti. Melanjutkan aktivitas dapat menyebabkan kerusakan lebih pengobatan untuk cedera olahraga adalah pemulihan bagian tubuh yang cedera dan pencegahan cedera di masa cedera seriusTemui dokter jika memiliki gejala cedera serius, seperti Nyeri parah, bengkak, atau memar. Rasa sakit dan bengkak yang tidak hilang setelah beberapa hari. Tidak dapat menoleransi beban apa pun di area tersebut. Deformitas yang jelas. Perawatan untuk cedera serius dapat meliputi Imobilisasi Imobilisasi segera adalah pengobatan umum untuk cedera olahraga muskuloskeletal, dan dapat dilakukan segera oleh pelatih atletik atau paramedis. Imobilisasi membatasi pergerakan di area tersebut dan memungkinkan darah mengalir lebih langsung ke cedera atau tempat perbaikan bedah pada cedera. Imobilisasi mengurangi rasa sakit, pembengkakan, dan kejang serta membantu proses penyembuhan dimulai. Kebanyakan orang hanya membutuhkan imobilisasi untuk waktu yang terbatas. Beberapa perangkat yang digunakan untuk imobilisasi antara lain sling penyangga untuk imobilisasi tubuh bagian atas, termasuk lengan dan bahu; bidai splint, brace, dan gips sirkuler cast untuk mendukung dan melindungi tulang dan jaringan yang cedera. Splint dan brace secara umum menawarkan dukungan dan perlindungan yang lebih sedikit daripada gips sirkuler, sehingga tidak selalu menjadi pilihan perawatan. Operasi Dalam beberapa kasus, operasi diperlukan untuk memperbaiki jaringan ikat yang robek atau untuk meluruskan kembali tulang yang retak. Sebagian besar cedera olahraga muskuloskeletal tidak memerlukan operasi. Penanganan cedera ringanJika tidak memiliki gejala cedera serius, mungkin aman untuk mengobati cedera di rumah—setidaknya pada awalnya. Jika rasa sakit atau gejala lain menetap atau memburuk, segera temui dokter. Gunakan metode RICE rest, untuk menghilangkan rasa sakit dan peradangan serta mempercepat penyembuhan Rest atau istirahat Batasi aktivitas yang melibatkan penggunaan area cedera setidaknya selama 1–2 hari. Hindari membebani atau menggunakan sendi atau anggota tubuh yang cedera. Ice atau kompres dingin Aplikasikan kompres dingin atau kompres es ke area yang cedera selama 20 menit setiap kali, 4–8 kali sehari. Gunakan kompres dingin, kantong es, atau kantong plastik berisi es serut dan dibungkus handuk. Untuk menghindari cedera dingin dan radang dingin, jangan gunakan es selama lebih dari 20 menit. Jangan menggunakan panas segera setelah cedera karena ini cenderung meningkatkan pendarahan atau pembengkakan internal. Panas dapat digunakan nanti untuk meredakan ketegangan otot dan meningkatkan relaksasi. Compression atau kompresi Menjaga tekanan pada area yang cedera dapat membantu mengurangi pembengkakan. Perban elastis bekerja dengan baik, tetapi jangan membungkusnya terlalu kencang sampai memotong sirkulasi. Elevation atau elevasi Jika memungkinkan, posisikan pergelangan kaki, lutut, siku, atau pergelangan tangan yang cedera dengan bantal hingga di atas ketinggian jantung. Ini dapat membantu mengurangi pembengkakan. Perawatan lain mungkin termasuk obat antiinflamasi yang dijual bebas dan jarang obat-obatan yang dapat membantu mengobati rasa sakit dan cedera sembuh, kamu mungkin perlu menjalani program rehabilitasi sebelum kembali ke aktivitas yang menyebabkan cedera. Seorang ahli terapi fisik atau ahli fisioterapi akan membuat rencana yang bertujuan untuk membangun kembali kekuatan dan jangkauan gerak bagian tubuh yang cedera, dan mengurangi rasa sakit yang besar rencana rehabilitasi mencakup latihan yang dilakukan di rumah, selain yang dilakukan di klinik atau tempat rehabilitasi fisik. Terapis juga dapat merawat area yang cedera dengan terapi dingin, panas, ultrasound, akuatik, atau pijat. Program rehabilitasi dapat membantu kamu kembali ke tingkat aktivitas sebelumnya dan mengurangi kemungkinan cedera Pencegahanilustrasi melakukan peregangan sebelum berolahraga Cleveland Clinic, ada banyak cara untuk mencegah cedera olahraga. Kamu bisa menerapkan tips berikut ini Pilih olahraga dan aktivitas yang tidak terlalu berbahaya misalnya, hindari olahraga yang melibatkan tubrukan atau menekel. Jangan bermain olahraga yang sama atau melakukan aktivitas yang sama sepanjang tahun. Ini terutama sangat penting untuk anak-anak. Kombinasikan rutinitas. Tubuh membutuhkan kombinasi latihan kardiovaskular aerobik, latihan kekuatan dengan beban atau resistansi, dan fleksibilitas. Minum banyak air sebelum, selama, dan setelah latihan apa pun. Pelajari teknik yang tepat dan praktikkan setiap saat. Dengarkan tubuh dan jangan terlalu memforsir diri. Beristirahatlah saat capek. Hentikan aktivitas apa pun yang terasa tidak benar. Mulai perlahan dan bangun secara bertahap. Sebagai contoh, mulailah dengan jalan kaki dan tingkatkan kecepatan perlahan hingga joging sebelum lari. Lakukan peregangan sebelum dan sesudah latihan, serta lakukan pemanasan dan pendinginan. Kenakan sepatu dan peralatan keselamatan yang tepat, dan pastikan selalu dalam kondisi baik. Sebagian besar cedera olahraga merespons pengobatan dan rehabilitas dengan baik, memungkinkan kamu untuk kembali ke aktivitas normal. Namun, jika rasa sakit berlanjut, cari bantuan. Dokter dapat membantu mengelola sebagian besar masalah yang berhubungan dengan cedera dan dia mungkin merujuk kamu ke ahli bedah ortopedi, spesialis kedokteran olahraga, atau spesialis manajemen cedera olahraga sembuh, penting untuk melanjutkan beberapa jenis olahraga secara teratur. Lakukan beberapa langkah sederhana untuk menghindari cedera, seperti memilih aktivitas yang sesuai dengan tingkat kebugaran dan secara bertahap meningkatkan intensitasnya, serta menggunakan peralatan dan teknik yang tepat. Pelajari cara mengenali cedera sejak dini dan cara merawat luka ringan di rumah. Segera cari perawatan medis saat kamu merasa membutuhkannya. Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, kamu dapat memperoleh manfaat kesehatan dari olahraga teratur sembali meminimalkan kemungkinan cedera olahraga serius. Baca Juga Studi Pemain Basket Berisiko Tinggi Mengalami Cedera Mata Berita Terkini Lainnya
bawRB5S.